Saturday, May 28, 2016

Tugas Kelompok Softskill : Sejarah dan Inflasi Negara Jerman

Tugas Kelompok Softskill
Nama      : Adelia Larasati                            (20212145)
                   Arrafah Marzuqoh                       (28212115)
                   Gustiyanti                                                      (23212223)
                   Regita Shandra Nirwana             (26212088)
Kelas      : 4EB23

Sejarah Negara Jerman
            Sejarah Jerman sebagai suatu negara-bangsa dimulai semenjak terbentuknya Konfederasi Jerman pada tahun 1815 yang dimotori oleh Kerajaan Prusia. Namun, penghunian wilayah tepian timur Sungai Rhein, yang sekarang menjadi lokasi sebagian besar negara Jerman, telah berlangsung sejak masa prasejarah, jauh hingga ke Zaman Batu Tua (Paleolitikum). Di tempat-tempat dekat aliran beberapa sungai besar yang berbukit-bukit (misalnya Rhein dan Sungai Neckar) sejak ratusan ribu tahun sudah menjadi tempat bermukim beraneka ragam masyarakat. Fosil Homo heidelbergensis dan Homo neanderthalensis ditemukan di tempat semacam ini. Pada periode yang lebih modern ditemukan peninggalan dari manusia Cro-Magnon dari Zaman Es terakhir. Peninggalan-peninggalan peradaban Zaman Batu Baru (Neolitikum) dan Zaman Perundagian (baik Zaman Perunggu dan Zaman Besi) juga ditemukan di banyak tempat.
            Karena wilayahnya yang subur, berbagai suku pendatang menghuni wilayah ini. Peninggalan peradaban pertama berasal dari masyarakat Kelt dari masa milenium terakhir sebelum era modern (Masehi) yang datang dari timur. Orang-orang Slavia juga menghuni bagian timur (sekitar Sungai Elba). Kemudian datang kaum Germanik dari utara yang menghuni wilayah yang sama dan perlahan-lahan mendesak kaum Kelt ke arah barat menuju Perancis dan Inggris meskipun perkawinan campur di antara kedua kelompok berbeda bahasa ini diperkirakan luas terjadi. Ketika orang Romawi mulai berekspansi ke utara pada abad terakhir sebelum Masehi muncullah catatan-catatan tertulis mengenai wilayah ini.
            Catatan tertulis mengenai wilayah yang sekarang disebut Jerman (era protosejarah) dimulai sejak adanya laporan-laporan tertulis Romawi dan Yunani mengenai kaum "Barbar" (berarti "biadab") yang mendiami bagian utara Pegunungan Alpen. Periode ini biasa disebut oleh sejarawan sebagai Periode Antik. Pada masa menjelang ekspansi Romawi, wilayah Jerman dihuni oleh berbagai puak Germanik yang saling bersaing satu sama lain. Kelemahan ini dimanfaatkan oleh orang Romawi untuk menaklukkan wilayah timur Sungai Rhein dan mendirikan provinsi Germania Magna. Pada abad pertama Masehi, pasukan Romawi kembali dapat didesak mundur hingga ke tepi barat Rhein dan selatan Sungai Main dan Sungai Donau.
Wilayah "Magna Germania" di awal abad ke-2 Masehi. Walaupun dalam peta ini digambarkan sebagai satu kesatuan, dalam kenyataannya puak-puak Germanik tidak terorganisasi dalam satu pemerintahan.
            Perlahan-lahan, suku-suku Germanik ini mulai memperluas wilayahnya ke arah barat setelah kekuatan Romawi memudar. Walaupun Romawi secara politis sudah tidak kuat, namun secara budaya suku-suku Germanik sangat terpengaruh oleh budaya Romawi. Secara bergantian bermunculan puak-puak yang mendominasi dan mulai membentuk dinasti/wangsa berkuasa, seperti wangsa Meroving dan wangsa Salia. Proses kristenisasi dan kultur feodalisme juga mulai terbentuk pada periode ini.
            Era sejarah dimulai sejak abad ke-5, umum dinamakan Abad Pertengahan oleh sejarawan Eropa, dengan ditemukannya dokumen-dokumen berbahasa Jerman Kuna, bahasa Latin yang ditulis oleh penduduk setempat sendiri, atau bahasa-bahasa lainnya.
            Pada abad ke-8 muncul satu suku Jerman yang mencuat dan mendirikan imperium, mengikuti contoh yang pernah ditunjukkan oleh orang Romawi sebelumnya, yaitu Franka, dengan penguasa pertama Karl Martel (Charles Martel) dari Wangsa Meroving. Ia mendirikan Kerajaan Franka, yang mendominasi Eropa barat dan tengah hingga beberapa abad sesudahnya. Puncak kejayaan kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan Karl Yang Agung (Charlemagne; memerintah 800-843) sekaligus mendirikan Wangsa Karoling. Di akhir pemerintahannya, ia membagi wilayah luasnya menjadi tiga, sesuai dengan tiga cucu lelakinya, yang dikenal sebagai Perjanjian Verdun. Wilayah barat diperuntukan bagi Karl (Charles) yang kelak menjadi Kerajaan Perancis, wilayah tengah diperintah oleh Lothar, dan wilayah timur diperuntukkan bagi Ludwig (Louis).
            Selanjutnya, panggung sejarah didominasi oleh suatu federasi longgar berbagai dinasti feodal yang dikenal sebagai Kekaisaran Romawi Suci sebagai hasil penyatuan kembali wilayah Kerajaan Franka bagian timur dan tengah, serta takluknya Italia bagian utara di tangan puak Jerman, yang membentang selama 8,5 atau hampir 10 abad tergantung dari mana orang menghitungnya, dari abad ke-9 atau ke-10 sampai tahun 1806, dan dipimpin oleh seorang kaisar. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini mencakup wilayah modern Jerman, Austria, Slovenia, Ceko, Polandia, Perancis timur, Swiss, dan Italia utara. Periode yang panjang ini mengalami berbagai gejolak seperti Persaingan Investiturat, Kelaparan Besar 1315-1317, Wabah Hitam (The Black Death) 1347-1351, dan disepakatinya Piagam Emas 1356 (Die Goldene Bulle) sebagai konstitusi pertama kekaisaran ini.
            Pada abad ke-16, ketika telah kehilangan banyak teritori bangsa non-Jerman, kekaisaran ini sempat disebut sebagai "Kekaisaran Romawi Suci Bangsa Jerman". Abad ini menyaksikan pula dimulainya Reformasi Protestan, yang dimulai oleh Martin Luther pada tahun 1517 di Wittenberg, sekarang terletak di Sachsen-Anhalt. Akibat dianutnya aliran baru kekristenan ini oleh berbagai raja anggota Kekaisaran terjadilah ketegangan internal dalam Kekaisaran, yang memuncak dengan terjadinya Perang Tiga Puluh Tahun (1618–1648). Rangkaian peperangan ini berakhir dengan disepakatinya Perdamaian Westfalia. Perang tersebut selanjutnya merombak tatanan politik Kekaisaran karena beberapa waktu kemudian menandai era persaingan di antara dua kekuatan politik, yaitu Wangsa Habsburg dari Kerajaan Austria yang menganut Katolik sebagai kekuatan tradisional dan Wangsa Hohenzollern cabang Utara penguasa Kerajaan Prusia yang menganut Kristen Protestan yang berangsur-angsur semakin menguat.
            Perang Napoleon mengubah alur sejarah, dari orientasi feodalisme menjadi negara militeristik, dengan terbentuknya Konfederasi Jerman tahun 1815–1866. Karena peran negara yang represif, munculnya gerakan liberalisme di Eropa, serta Revolusi Februari 1848 di Perancis, sempat terjadi revolusi pada tahun 1848 yang dimotori oleh mahasiswa dan kaum buruh. Walaupun dapat diredam, revolusi ini menghasilkan parlemen pertama di Jerman, yaitu Parlemen Frankfurt, matangnya simbol-simbol kebangsaan (bendera dan bakal lagu kebangsaan), dan menjadi pendorong terbentuknya Kekaisaran Jerman tahun 1871–1918 seusai perang Perancis-Prusia (1870-1871). Sejak saat ini Jerman mengadopsi sistem parlementer dengan kanselir sebagai kepala pemerintahan. Kanselir pertama adalah Otto von Bismarck.
            Perang Dunia I berakhir dengan runtuhnya Kekaisaran Jerman (dan juga Kekaisaran Austria-Hungaria, saingannya) sekaligus menandai era republik dengan berdirinya Republik Weimar tahun 1919. Jerman kehilangan wilayah Alsace-Lorraine (yang dicaploknya pada tahun 1871) dan sebagian wilayahnya di Polandia, terutama kota pelabuhan Danzig. Periode demokrasi ini berlangsung relatif singkat dan berakhir 1933.
Setelah pemerintahan otoriter Jerman Nazi pimpinan Adolf Hitler tahun 1933–1945 yang membawa kehancuran bangsa ini dalam Perang Dunia II, muncullah Republik Federal Jerman (Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) sebagai simbol Perang Dingin sejak 1949. Kekalahan dalam Perang Dunia II telah membuat Jerman kehilangan wilayah timur yang jatuh ke tangan Polandia dan Rusia. Terjadi pula aksi balas dendam di Polandia dan Cekoslowakia berupa pengusiran paksa orang-orang Jerman dari wilayah mereka (Zwangsvertreibung). Di Rusia, orang-orang keturunan Jerman banyak yang dibuang ke wilayah timur (Siberia).
Republik Weimar dan Rezim Nazi
            Di awal Revolusi Jerman bulan November 1918, Jerman mendeklarasikan dirinya sebagai republik. Meski begitu, kekuatan komunis radikal kiri tetap berlanjut. Revolusi ini berakhir tanggal 11 Agustus 1919, ketika Konstitusi Weimar ditandatangani oleh Presiden Friedrich Ebert. Jerman pada era ini menikmati kehidupan budaya yang sangat liberal dengan kemakmuran ekonomi - disebut dengan Golden Twenties. Akibat Depresi Besar tahun 1929 ditambah kondisi sulit akibat didikte oleh Perjanjian Versailles mengakibatkan pemerintahan menjadi tidak stabil dii awal 1930-an. Hal ini ditambah lagi dengan adanya tuduhan pada pemerintah Weimar bahwa mereka dianggap mengkhianati negara karena menandatangani Perjanjian Versailles.
            Tahun 1932, Partai Komunis Jerman dan Partai Nazi mengontrol mayoritas Parlemen, yang terus menerus menentang kebijakan pemerintah Weimar. Setelah kabinet yang terus-menerus gagal, Presiden Paul von Hindenburg mengangkat Adolf Hitler sebagai Kanselir tanggal 30 Januari 1933. Sesaat kemudian situasi negara bertambah kacau dan Hitler mendapatkan kekuatan tak terbatas. Menggunakan kekuatannya untuk menghindari ancaman terhadap negara, Hitler kemudian mendirikan negara totaliter terpusat dalam beberapa bulan. Industri kemudian direvitalisasi untuk kebutuhan militer.
            Tahun 1935, Jerman kembali mengontrol Saar dan 1936 juga mendapatkan Rhineland, kedua wilayah yang hilang akibat Perjanjian Versailles. Tahun 1938, Austria dianeksasi, dan tahun 1939, Cekoslowakia juga dibawah kontrol Jerman. Invasi Polandia dipersiapkan melalui Pakta Molotov–Ribbentrop dan Operasi Himmler. Tanggal 1 September 1939 Wehrmacht Jerman meluncurkan serangan kilat ke Polandia, lalu kemudian dianeksasi oleh Jerman dan Tentara Merah Soviet. Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman, dan Perang Dunia II pun pecah. Perang pun berlanjut, Jerman dan sekutunya dengan cepat menguasai hampir seluruh benua Eropa dan Afrika Utara. Meski begitu, rencana Jerman untuk menguasai Inggris mengalami kegagalan. Tanggal 22 Juni 1941, Jerman melanggar Pakta Molotov–Ribbentrop dan menginvasi Uni Soviet. Serangan Jepang ke Amerika Serikat menimbulkan deklarasi perang Jerman terhadap Amerika Serikat. Pertempuran Stalingrad memaksa tentara Jerman untuk bergerak ke front timur.
            Bulan September 1943, Italia, sekutu Jerman, mengalami kekalahan, dan tentara Jerman dipaksa untuk bertahan membantu Italia. Pendaratan Normandia membuka front barat dan tentara sekutu berhasil mendesak masuk ke dalam wilayah Jerman. Tanggal 8 Mei 1945, tentara Jerman mengalami kekalahan setelah Tentara Merah berhasil menduduki Berlin.
Jerman Timur dan Jerman Barat
            Setelah kalahnya Jerman pada Perang Dunia II, kawasan Jerman yang tersisa dan Berlin dibagi-bagi oleh Sekutu menjadi 4 zona militer. Keempat zona ini menerima lebih dari 6,5 juta etnis Jerman yang terusir dari wilayah timur. Sektor barat, yang dikuasai oleh Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat, bergabung tanggal 23 Mei 1949 untuk membentuk Republik Federal Jerman (Bundesrepublik Deutschland); dan tanggal 7 Oktober 1949, sektor timur yang dikuasai Soviet menjadi Republik Demokratik Jerman (Deutsche Demokratische Republik, DDR). Secara umum, mereka dikenal dengan "Jerman Barat" dan "Jerman Timur". Jerman Timur memilih Berlin Timur sebagai ibukota, sedangkan Jerman Barat memilih Bonn.
            Jerman Barat muncul sebagai negara parlementer federal dengan sistem "ekonomi pasar sosial", bersekutu dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Jerman Barat menikmati pertumbuhan ekonomi luar biasa mulai tahun 1950-an (Wirtschaftswunder). Jerman Barat juga bergabung dengan NATO tahun 1955 dan menjadi negara pendiri Komunitas Ekonomi Eropa tahun 1957. Jerman Timur adalah negara Blok Timur dengan kontrol militer dan politik Uni Soviet dan kemudian bergabung dengan Pakta Warsawa. Meski Jerman Timur mengklaim negara demokrasi, namun kekuatan politik dikendalikan sepenuhnya oleh (Politbüro) dibawah kontrol Partai Kesatuan Sosialis Jerman (SED), yang didukung oleh Stasi, agen rahasia, dan berbagai sub-organisasi lain yang mengontrol setiap aspek kehidupan.
            Meski propaganda Jerman Timur banyak diambil dari keuntungan program sosial mereka dan kecaman invasi Jerman Barat, banyak warga Timur tetap ingin pergi ke Barat untuk mencari kebebasan dan kemakmuran. Tembok Berlin, yang dibangun tahun 1961 untuk menghentikan penduduk Jerman Timur melarikan diri ke Jerman Barat, menjadi simbol Perang Dingin, sehingga kejatuhannya pada tahun 1989 menjadi simbol Kejatuhan Komunisme, bersatunya kembali Jerman, dan Die Wende.
            Tensi antara Jerman Timur dan Jerman Barat mulai mereda di awal tahun 1970-an dengan kebijakan Ostpolitik Kanselir Willy Brandt. Pada tahun 1989 Hungaria (anggota Blok Timur) membuka perbatasannya dengan Austria (anggota Blok Barat) yang berakibat mengalirnya ribuan pengungsi Jerman Timur ke Jerman Barat via Hungaria. Hal ini menyebabkan kekacauan di Jerman Timur dan gelombang demonstrasi pun mendapat dukungan. Krisis ini memaksa pemerintah Jerman Timur meletakkan kekuasaannya dan menyetujui penyatuan dengan Republik Federal Jerman, yang secara resmi ditandatangani tanggal 3 Oktober 1990 (sekarang menjadi Hari Persatuan Jerman, Tag der Deutschen Einheit).
Reunifikasi Jerman dan Uni Eropa
            Ibukota kemudian disepakati pindah ke Berlin lagi pada tahun 1994 (berdasarkan Akta Berlin/Bonn). Relokasi pemerintahan baru selesai pada tahun 1999. Bonn sendiri mendapatkan status sebagai Bundesstadt (kota federal) karena menjadi tempat beberapa kementrian. Sejak bersatu, Jerman menjadi lebih aktif dalam keanggotaannya di Uni Eropa dan NATO. Jerman mengirim pasukan perdamaian untuk menjaga stabilitas di Balkan dan mengirim pasukan tentara ke Afganistan sebagai usaha meredam pasukan Taliban. Penurunan pasukan ini menjadi kontroversial karena menurut aturan domestik mereka, Jerman mengirim pasukan hanya untuk peran pertahanan. Pada tahun 2005, Angela Merkel menjadi Kanselir Jerman wanita pertama dengan koalisi besar di pemerintahan.

Inflasi Negara Jerman
Tahun 1921
Hyperinflasi
Jerman adalah negara yang perekonomiannya stabil, namun karena ambisinya menjadi penguasa dan terjun kedalam peperangan, keuangan Jerman menjadi terguncang, oleh karena perang itu didanai dari pinjaman. Pada awalnya Jerman dapat memenangkan perang sehingga segala utangnya akan dibiayai negara yang kalah, akan tetapi hasilnya justeru sebaliknya, alhasil Jerman harus membayar pinjaman dana perang tersebut, dan ditambah lagi Jerman harus mengikuti keinginan negara pemenang untuk membenahi pemerintahannya menjadi negara demokratik, serta harus membayar semua kerusakan yang amat berat akibat peperangan.
Kala itu Jerman tahun 1921, membentuk pemerintahan Weimar dan mulai membayar utangnya 1/3 dari ahsil besi, batu bara, dan komoditas lainnya, serta kenaikan tarif pajak. Akan tetapi pemerintahan Weimar menolak pembayaran sisanya, sehingga Perancis dan Belgia menduduki Ruhr sebagai jantung industri Jerman. Kondisi ini mengakibatkan ekonomi Jerman makin terpuruk. Jerman akhirnya menyerah dan menyetujui ke perjanjian awal, akibatnya timbul MONEY CREATION mata uang MARK yang menjadikan nilainya jatuh, dan harga-harga mulai naik tak terkendali, maka HIPER INFLASI tak terelakkan lagi.
Pada waktu itu sepotong roti yang sewajarnya berharga 160 Mark berubah menjadi 1.500.000 Mark. Kehidupan di Jerman makin remuk redam dan berdampak pada sosial politik Jerman.
Pada tahun 1923 partai NAZI melakukan kudeta, kemudian utang pinjaman dihapuskan sehingga penyandang dananya jadi gigit jari. Pada tahun ini tak ada lagi uang pensiun, bagi pensiunan.
Pada musim gugur 1923 kehancuran Jerman semakin lengkap karena nilai mata uangnya tak bernilai lagi, 1 USD = 1 Triliiun MARK.
Pada saat itu orang-orang kaya di Jerman kebingungan, tapi mereka masih memiliki asset-asset berupa tanah, rumah, dan emas. Dari kesemuanya itu ternyata yang paling bisa diandalkan
adalah simpanan berupa emas. Mengapa? karena harganya mengikuti laju inflasi. Sehingga nilai asset para pemilik emas relatif aman dan stabil. Pada tahun 1923 kanselor baru Jerman Gustav Streseman dan kepala bank sentralnya menukarkan mark menjadi renten mark. Upaya ini untuk membangun kembali ekonomi Jermandan didukung dengan pinjaman emas dari Amerika. Hasilnya mulai tahun 1924 harga 1 USD mulai berangsur turun menjadi 1 juta mark, dan sejak itu perekonomian berangsur-angsur pulih.
Tahun 2011
Inflasi Ringan
Laporan Destatis, Badan Statistik Jerman, seperti dikutip dari AFP, menunjukkan, indeks harga konsumen (IHK) pada 2011 mencapai 2,3%, melaju dibanding posisi 2010 sebesar 1,1% dan jauh lebih tinggi dibanding level 2009 sebesar 0,4%. Inflasi Jerman ini juga tercatat lebih tinggi dari target Bank Sentral Eropa (ECB) yang berharap inflasi di 17 negara zona euro (pengguna matauang eurot) tak lebih dari 2%. Pengaruh harga minyak pada 2011 cukup berperan. Destatis mencatat, inflasi noninti (tanpa memperhitungkan minyak) pada 2011 mencapai 1,3 persen. Laporan itu juga menunjukkan, Harmonised Index of Consumer Prices (HICP) biaya hidup di Jerman secara tahunan (year-on-year) pada 2011 meningkat 2,5%. HICP adalah pembanding internasional untuk inflasi di setiap negara anggota Uni Eropa (UE).

Tahun 2015
Inflasi Ringan

Tahun 2016
Inflasi Ringan
Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, harga konsumen Jerman naik 0,3 persen pada Maret 2016, kata kantor statistik Jerman Federal Destatis, mengutip perhitungan awal nya.
germany-inflation-cpi
Diukur dengan indeks harmonisasi harga konsumen (HICP), standar Uni Eropa, inflasi tahunan Jerman juga naik menjadi 0,1 persen pada Maret dari minus 0,2 persen pada Februari.
germany-harmonised-consumer-prices
Peningkatan inflasi di ekonomi terbesar Eropa agak meredakan kekhawatiran Bank Sentral Eropa yang inflasi yang rendah dan tahan lama akan merugikan perekonomian.
Bank sentral menetapkan target inflasi di “bawah, tapi dekat dengan” 2 persen. Awal bulan ini, memotong ketiga suku bunga acuan dan memperluas program pelonggaran kuantitatif untuk membeli aset senilai 80 miliar euro (sekitar 90500000000 dolar AS) per bulan.
Kantor Statistik Uni Eropa dijadwalkan untuk merilis harga Maret data zona euro pada hari Kamis. Analis memperkirakan laju inflasi untuk lebih tinggi dari tingkat minus 0,2 persen pada Februari.
Cara Negara Jerman mengatasi Inflasi
Jerman Akan Nasionalisasi Hypo Real Estate
Menkeu Jerman Peer Steinbrueck, Rabu (18/02), dalam sidang kabinet di Berlin.
Sementara itu, Rabu kemarin (18/02) pemerintah di Berlin juga memutuskan untuk menasionalisasi bank yang nyaris bangkrut sebagai upaya penyelamatan terakhir. Dalam waktu dekat, program yang disebut sebagai “peraturan nasionalisasi penyelamatan” itu akan mengambil alih kepemilikan bank perkreditan Hypo Real Estate yang dinyatakan bangkrut. Bank tersebut merupakan salah satu bank penting dalam sistem keuangan di Eropa. Surat hutang Hypo Real Estate sebelumnya dianggap kredit yang aman dan di Jerman surat hutang Hypo Real Estate dibeli banyak pemerintah daerah dan perusahaan asuransi. Tapi Kanselir Jerman Angela Merkel menekankan bahwa negara tetap memperhatikan para pembayar pajak.
“Kami melakukan tindakan ini bukanlah untuk mendongkrak perekonomian pasar, itu adalah alasan yang tidak masuk akal. Kami melakukan hal ini untuk merangsang ekonomi pasar agar berfungsi kembali. Agar kami tetap berhati-hati dalam menggunakan dana para pembayar pajak, kami harus dapat mengawasi bank dengan lebih ketat, dalam hal ini Hypo Real Estate,“ ujar Merkel.
Menurut Menteri Keuangan Peer Steinbrück, peraturan yang baru saja disetujui sidang kabinet di Berlin Rabu (18/02), khusus diberlakukan untuk Hypo Real Estate saja dan masa berlakunya terbatas hingga 15 Juni tahun ini.

Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Jerman
http://vibiznews.com/tag/inflasi-jerman/
http://id.tradingeconomics.com/germany/inflation-cpi
https://logammulia.wordpress.com/2008/11/11/sejarah-hiper-inflasi-di-jerman/s

http://www.dw.com/id/cara-amerika-serikat-dan-jerman-atasi-krisis-ekonomi/a-4040220